23 Pola Format Manajemen Tata Persuratan Sekolah / Madrasah
Sunday, March 24, 2019
Edit
Inilah 3 Model Supervisi Pendidikan PDF Yang Bisa Anda Lakukan - Berdasarkan bagaimana cara memahami atau memastikan masalah, darimana datanya diperoleh dan dengan cara apa\ memperbaikinya, maka dibedakan tiga model supervisi pembelajaran, yaitu model saintifik, model artistik dan model Klinis. Berikut ialah klarifikasi mengenai ketiga model supervisi pembelajaran tersebut.
1. Model Supervisi Saintifik / Ilmiah
Menurut Sahertian (2008) model supervisi ilmiah ialah sebuah model supervisi yang dipakai oleh supervisor untuk menjaring data atau informasi dan menilai kinerja kepala sekolah dan guru dengan cara membuatkan angket. Supervisi yang bersifat ilmiah mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:
- Dilaksanakan secara berencana dan berkelanjutan.
- Sistematis dan memakai mekanisme serta teknik tertentu
- Menggunakan instrumen pengumpulan data
- Dapat menjaring data yang obyektif
2. Model Supervisi Artistik
Model supervisi artistik menuntut seorang supervisor dalam melakukan tugasnya harus berpengetahuan, berketerampilan, dan mempunyai sikap arif. Seperti diungkapkan oleh Jasmani dan Mustofa (2013; 31) mode l supervisi artistik mendasarkan diri pada bekerja untuk orang lain (working for the other), bekerja dengan orang lain (working with the other), dan bekerja melalui orang lain (working through the other).
Oleh alasannya ialah itu, pelaksanaan supervisi tentunya mengandung nilai seni (art). Menurut Sergiovanni model supervisi artistik mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:
- Memerlukan perhatian biar lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara.
- Memerlukan tingkat pengetahuan yang cukup.
- Mengutamakan sumbangan yang unik dari guru- guru dalam rangka mengembangkan pendidikan bagi generasi muda
- Menuntut untuk memberi perhatian lebih banyak terhadap proses kehidupan kelas.
- Memerlukan suatu kemampuan berkomunikasi yang baik dalam cara mengungkapkan apa yang dimiliki terhadap orang lain yang sanggup menciptakan orang lain menangkap dengan terang ciri verbal yang diungkapkan itu.
- Memerlukan kemampuan untuk menafsirkan makna dari insiden yang diungkapkan
3. Model Supervisi Klinis
Menurut Acheson dan Gall (1987), supervisi Klinis ialah sebuah model alternatif dari supervisi yang lebih interaktif, demokratis, dan berpusat pada kebutuhan guru. Supervisi Klinis ini intinya merupakan training performansi guru mengelola proses berguru mengajar (Cogan, 1973).
Karakteristik supervisi Klinis berdasarkan Mulyasa (2004:112) yaitu:
- Supervisi diberikan berupa santunan (bukan perintah) sehingga inisiatif tetap berada di tangan guru
- Aspek yang disupervisi berdasarkan seruan guru, yang dikaji bersama kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan.
- Instrumen dan metode observasi dikembanganka bersaa oleh guru dan kepala sekolah.
- Mendiskusi dan menafsirkan hasil pengamatan dengan mendahulukan interpretasi guru.
- Adanya penguatan dan umpan balik d ari kepala sekolah sebagai supervisor teerhadap perubahan sikap guru yang aktual sebagai hasil pembinaan.
- Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan dan memecahkan suatu masalah.
Tahap - tahap Supervisi Klinis
Supervisi Klinis terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap pertemuan awal (Pre -Observational Conference), tahap observasi pembelajaran (Observation) dan tahap pertemuan akhir/ balikan (post- observational Conference). Tahapan ini lebih lanjut akan dijelaskan pada tahap pelaksanaan (lihat gambar diatas).
Download 3 Model Supervisi Pendidikan PDF
Selengkapnya bisa anda download pada link berikut ini:
Download
Demikian yang bisa saya bagikan, semoga bisa bermanfaat dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan ke depan.