Mendidik Anak Ahli Kewajiban Orang Tua
Tuesday, March 26, 2019
Edit
Mendidik anak hebat merupakan keinginan setiap orang tua. Karena belum dewasa yang mahir akan menciptakan gembira khususnya keluarga. Mendidik anak merupakan kewajiban orang bau tanah dan menjadi tanggung jawab antara ayah dan ibu. Keberhasilan dalam mendidik anak mahir tergantung seberapa besar kiprah orang bau tanah dalam memperlihatkan pola didik dan santunan terhadap anak, terutama keadaan lingkungan anak.
Untuk mendidik anak mahir belum tentu harus menyekolahkan anak sampai ke level perguruan tinggi tinggi lalu terus mendapat pekerjaan dengan honor besar. Akan tetapi hal tersebut memang perlu tapi yang paling penting yakni bagaimana biar si anak bisa tumbuh sampaumur dengan tetap mempunyai perilaku berbakti kepada orang tua. Karena honor besar belum menjadi jaminan anak akan menjadi hebat, tetapi anak yang berbakti kepada orang bau tanah akan lebih menciptakan hati orang bau tanah menjadi bahagia.
Ada sebuah ilustrasi sederhana yang bisa kita ambil hikmahnya dalam membentuk anak hebat. Bermula dari sebuah pertengkaran kecil 2 anak yang sedang bermain. Anggap saja Eko dan Adi yang sedang berain bersama. Namun ditengah suasana bermain Eko berebutan mainan dengan Adi. Karena serunya perebutan karenanya Eko mendorong Adi sampai terjatuh dan menangis. Mendengar ada yang menangis, Bunda menghampiri Adi dan melihat apa yang gotong royong terjadi. Akhirnya Bunda membujuk Eko untuk meminta maaf kepada Adi. "Ayo Eko sholeh, yang ganteng minta maaf kepada Adi!" Akhirnya Eko dan Adi saling bermaafan dan kembali bermain bersama.
Cerita singkat di atas apabila kita sendiri yang menemui insiden tersebut, apa yang akan kita lakukan? Beberapa kemungkinan yang akan kita lakukan adalah
1. Memarahi Eko alasannya bersikap kasar
2. Melarang Adi bermain bersama Eko yang galak
3. Bersikap hirau kepada Eko alasannya egois atau
4. Memahami permasalahan dan mencari jalan tengahnya dan mendamaikan keduanya biar tetap bermain bersama dan tetap bergembira.
Hal sepele ibarat inilah yang ternyata akan mempunyai imbas serius terhadap perkembangan anak ke depan. Tidak sempurna dalam menuntaskan problema belum dewasa akan bisa menanamkan huruf tidak baik terhadap anak.
Dalam ilustrasi di atas maka pilihan yang terbaik yang harus dilakukan yakni langkah yang ke 4. Langkah ke 4 akan melatih anak untuk bertanggung jawab, pemaaf dan mau mengakui kesalahannya, mahir bukan?
Pada dasarnya anak semuanya terlahir menjadi anak yang hebat-hebat. Akan tetapi orang tuanyalah yang nantinya akan membentuk ibarat apa kelebihan atau kehebatan yang dimiliki anak.
Kita sebagai orang bau tanah atau pendidik harus memperlihatkan contah yang baik dalam kehidupan keluarga. Anak-anak hanyalah mengkopi dari apa yang dilihat dan didengarnya. Maka jangan salahkan anak jikalau anak tumbuh tidak sesuai dengan harapan kita.
Inti dari anak mahir yakni anak yang shaleh dan shaleha. Karena merupakan aset berharga bagi orang bau tanah terutama dikala orang bau tanah sudah tiada. Anak-anak shaleh dan shaleha lah yang akan bisa menolong dan mendoakan orang bau tanah yang sudah tiada. Mari kita perbanyak pengetahuan dalam mendidik anak terutama ibu, dan kiprah ayah yakni menfasilitasi segala kebutuhan yang diperlukan. Untuk pola aktivitas sederhana dalam mendidik anak bisa membaca tautan berikut 5 Kegiatan sederhana mendidik anak mandiri
Untuk mendidik anak mahir belum tentu harus menyekolahkan anak sampai ke level perguruan tinggi tinggi lalu terus mendapat pekerjaan dengan honor besar. Akan tetapi hal tersebut memang perlu tapi yang paling penting yakni bagaimana biar si anak bisa tumbuh sampaumur dengan tetap mempunyai perilaku berbakti kepada orang tua. Karena honor besar belum menjadi jaminan anak akan menjadi hebat, tetapi anak yang berbakti kepada orang bau tanah akan lebih menciptakan hati orang bau tanah menjadi bahagia.
Ada sebuah ilustrasi sederhana yang bisa kita ambil hikmahnya dalam membentuk anak hebat. Bermula dari sebuah pertengkaran kecil 2 anak yang sedang bermain. Anggap saja Eko dan Adi yang sedang berain bersama. Namun ditengah suasana bermain Eko berebutan mainan dengan Adi. Karena serunya perebutan karenanya Eko mendorong Adi sampai terjatuh dan menangis. Mendengar ada yang menangis, Bunda menghampiri Adi dan melihat apa yang gotong royong terjadi. Akhirnya Bunda membujuk Eko untuk meminta maaf kepada Adi. "Ayo Eko sholeh, yang ganteng minta maaf kepada Adi!" Akhirnya Eko dan Adi saling bermaafan dan kembali bermain bersama.
Cerita singkat di atas apabila kita sendiri yang menemui insiden tersebut, apa yang akan kita lakukan? Beberapa kemungkinan yang akan kita lakukan adalah
1. Memarahi Eko alasannya bersikap kasar
2. Melarang Adi bermain bersama Eko yang galak
3. Bersikap hirau kepada Eko alasannya egois atau
4. Memahami permasalahan dan mencari jalan tengahnya dan mendamaikan keduanya biar tetap bermain bersama dan tetap bergembira.
Hal sepele ibarat inilah yang ternyata akan mempunyai imbas serius terhadap perkembangan anak ke depan. Tidak sempurna dalam menuntaskan problema belum dewasa akan bisa menanamkan huruf tidak baik terhadap anak.
Dalam ilustrasi di atas maka pilihan yang terbaik yang harus dilakukan yakni langkah yang ke 4. Langkah ke 4 akan melatih anak untuk bertanggung jawab, pemaaf dan mau mengakui kesalahannya, mahir bukan?
Pada dasarnya anak semuanya terlahir menjadi anak yang hebat-hebat. Akan tetapi orang tuanyalah yang nantinya akan membentuk ibarat apa kelebihan atau kehebatan yang dimiliki anak.
Kita sebagai orang bau tanah atau pendidik harus memperlihatkan contah yang baik dalam kehidupan keluarga. Anak-anak hanyalah mengkopi dari apa yang dilihat dan didengarnya. Maka jangan salahkan anak jikalau anak tumbuh tidak sesuai dengan harapan kita.
Inti dari anak mahir yakni anak yang shaleh dan shaleha. Karena merupakan aset berharga bagi orang bau tanah terutama dikala orang bau tanah sudah tiada. Anak-anak shaleh dan shaleha lah yang akan bisa menolong dan mendoakan orang bau tanah yang sudah tiada. Mari kita perbanyak pengetahuan dalam mendidik anak terutama ibu, dan kiprah ayah yakni menfasilitasi segala kebutuhan yang diperlukan. Untuk pola aktivitas sederhana dalam mendidik anak bisa membaca tautan berikut 5 Kegiatan sederhana mendidik anak mandiri