Macam-Macam Penyebab Rezeki Seret



lewat shalat hajat penerbit Pustaka marwa pengarang debu khansa al harits Macam-macam Penyebab Rezeki Seret

Langsung saja, saya ini sedang berguru dari buku Menjemput berkah  lewat shalat hajat penerbit Pustaka marwa pengarang debu khansa al harits. Di buku  itu dipaparkan belakang layar menjemput rezeki dengan sholat hajat dan juga   mengapa rezeki tak kunjung datang. Penjelasan singkatnya ialah menyerupai ini :

Menjauhi Allah Swt
Pendapat tersebut berdasarkan saya betul sekali.  Logiknya, Bukankah Allah Swt lah pemilik rezeki dan  yang menyampaikan kita rezeki.  Kalau Allah tidak menyukai perbuatan kita maka bagaimana Allah mengabulkan doa kita. Bagaimana mungkin rezeki kita bertambah jikalau kita berbuat yang tidak disukainya. Menjauhi Allah berarti melaksanakan perbuatan yang tidak disukainya. Seperti sombong dan melaksanakan cara-cara yang busuk dalam mencari rejeki. Allah sangat membenci orang sombong . Allah Swt berfirman , “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (Q.S An-Nisaa (4):36) Bahkan nirwana mengharamkan dimasuki orang sombong walaupun hanya sebesar dzarrah di hati.  dan Allah juga tidak menyukai orang yang berbuat curang. Mungkin rezeki itu akan kita dapatkan dengan gampang , contohnya korupsi atau menambah berat timbangan dalam perdagangan tapi jikalau hati kita gundah dan tidak hening jawaban perbuatan kita itu bukankah itu bukan rezeki yang baik buat kita. Dan orang sombong pada sesama niscaya rezekinya seret , selain tidak disukai orang  juga logikanya beliau tidak sanggup berguru dari kesalahannya, beliau menyerupai tidak membutuhkan orang lain, padahal tidak ada mahluk yang tepat bahkan untuk mengetahui kotoran di mata dan hidung kita memerlukan cermin. Kaprikornus kita memerlukan masukan dan kritikan dari orang lain untuk kemajuan hidup kita dan membukakan rezeki.
Terburu-buru
Ini berdasarkan saya menyerupai ketidaksabaran. Banyak orang yang sebetulnya akan berhasil tapi alasannya ialah tergesa-gesa beliau menjadi gagal. Seperti halnya kata Ustad Mansyur, bubur panas itu akan terasa nikmat sekali  kalau dinikmati dari cuilan pinggirnya sambil menunggu bubur itu hangat, dan jikalau kita tergesa memakannya dari cuilan tengahnya dipastikan bibir kita akan jontor dan melepuh. Tidak tergesa-gesa bukan berarti malas tapi juga penuh taktik dan melangkah dengan hati-hati. Bahkan saat membaca al quran kita dianjurkan jangan membaca tergesa-gesa sebelum mendapat hikmahnya. Betapa banyak orang terjebak dengan hal instan. Ingin sukses dengan cara gampang dan cepat, dan biasanya orang yang punya harapan menyerupai itu akan menjadi target empuk penipuan. Dan mungkin kita juga akan cepat berhasil tapi juga akan cepat hancurnya. Kaprikornus hati-hati, jangan terburu-buru, sabar menyerupai seorang penulis yang menulis artikel setiap hari satu saja kalau  hasilnya berkualitas insyaAllah memanen rezekinya hingga tiga tahun kedepan.

Tidak berusaha
Bumi ini luas lho, dan betapa Allah telah membuat banyak potensi untuk insan mengolahnya. Tapi kita kebanyakan malas dan juga tidak telaten. Gampang mengalah dan gentar bersaing. Padahal kita bekerjsama hebat, dari berjuta-juta sel spermatozoa hanya satu yang berhasil membuahi sel  telur, dan itu bukti kita ini seorang pejuang. Kaprikornus saya baiklah dengan goresan pena dalam buku itu. Janganlah malas, jangan pula mengandalkan rejeki dari meminta derma orang lain, ataupun menanti kenaikan honor dari pejabat. Kenapa tidak meminta pada Allah Swt saja yang membuka pintu rejeki kita. Tapi  tentu saja, ikhtiyar tidak sekedar sholat dan doa saja, tapi juga ikhtiyar lahir. Karena tidak ada uang jatuh dari langit tanpa kita berusaha mencari. Pokoknya semangat , pantang jadi benalu,  gigih berjuang dan tidak gampang mengalah insyaAllah rejeki akan terbuka untuk kita.

Memutuskan tali silaturahmi
Silaturahmi itu ialah kunci kesuksesan. Saya baiklah dengan pendapat itu. Apalagi di zaman serba modern sekerang ini dimana internet merupakan kebutuhan yang dipakai dalam bisnis. Dengan banyaknya sahabat dan silaturahmi serta jaringan kita tentu saja akan memudahkan kita menunjukkan produk kita. Selain kita mendapat kepercayaan juga  kita mendapat kenikmatan dengan kehangatan pertemanan. Dan jangan lupa peliharalah silaturahmi dan jangan merusaknya dengan pengecap kita. Betapa banyak persahabatan hancur alasannya ialah pengecap kita yang suka menggibah dan membuka malu saudara sendiri. Dan apabila sahabat kita berbuat salah, dianjurkan untuk memaafkan alasannya ialah itu lebih mulia dan juga sikap yang baik dan disukai Allah Swt, dan biar dengan banyaknya silaturahmi dan pertemanan kita, rezeki akan lancar dan tiba dari kawasan yang tidak diduga.   
Tidak bersedekah
Banyak orang sukses bercerita jikalau kesuksesannya jawaban alasannya ialah beliau gemar bersedekah. Bahkan Ustad Yusuf Mansur menyampaikan rumusan gres dalam dunia matematika, yaitu 1-1 = 10. Artinya rezeki yang kita sedekahkan bekerjsama tidak akan berkurang dan hilang tanpa bekas, banyak orang  yang menunjukan bahwa sedekahnya itu kembali lagi kepadanya  menjadi sepuluh kali lipat. Sedekah yang kita keluarkan akan membuka jalan kenaikan honor (rezeki)  membuka jalan rezeki yang sempit, dan melapangkan perjuangan yang mengalami kesulitan. Khalifah Ali bin Abi Thalip pun mengatakan, “Pancinglah  rezeki denggan sedekah.” Sedekah yang kita jadikan umpan akan menghasilkan ikan rezeki yang berlipat-lipat, Allah berjanji dalam Al –Quran akan mengembalikan pinjamannya sepuluh kali lipat. “Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya, dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat, maka beliau tidak diberi pembalasan melainkan  seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan) “  (QS. An An’am (6) : 160)
Zalim terhadap sesama
Zalim berarti merugikan orang lain. Ini biasanya akan menjadikan putusnya tali silaturahmi. Dan tentu saja akan membuat rezeki kita tersendat, bukankah meyambung tali silaturahmi akan memudahkan kita mendapat rezeki. Memang kita memiliki sifat yang kadang kala zalim dan kadang kala alim. Tapi mengutip perkataan Imam Syafi’i, ini “aku menyayangi orang-orang saleh, meskipun saya belum termasuk golongan mereka. Aku tetap berharap biar saya mendapat syafaat dari mereka. Aku membenci orang-orang durhaka meskipun bekerjsama saya pun termasuk golongan mereka.” Semoga meskipun sulit kita dihindarkan dari sifat-sifat zalim yang merugikan orang lain serta membuat rezeki kita mengalir deras, hidup kita menjadi semakin berkah dan membahagiakan.


Referensi (buku menjemput berkah lewat shalat hajat)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel