Ibu Pintar Melahirkan Anak Cerdas
Wednesday, March 27, 2019
Edit
Pendidikan dan pengetahuan merupakan unsur yang sangat penting dalam suksesi mendidik anak. Seorang ibu yang mempunyai pengetahuan luas akan lebih bisa untuk memaksimalkan perkembangan anaknya. Selain itu tingkat pendidikan ibu juga bisa besar lengan berkuasa terhadap cara pengasuhan kepada anak.
Agar proses pengasuhan dan pedidikan kepada anak bisa lebih berkualitas maka hendaknya para ibu ataupun bunda harus meningkatkan kualitas pendidikan yang diterima ibu. Cara yang bisa dipakai yaitu dengan banyak membaca literatur-literatur parenting ataupun dengan menyempatkan diri menuntut ilmu di forum pendidikan.
Ada beberapa alasan yang mengakibatkan ibu harus lebih pandai seperti dilansir dari media www.jpnn.com
UNGKAPAN bahwa ibu yang pandai akan menghasilkan bawah umur yang pandai bisa jadi ada benarnya. Sebab, tingkat pendidikan ibu mempunyai implikasi kuat bagi perkembangan anaknya.
Penelitian di Northwestern University yang menunjukkan, ibu yang mempunyai tingkat pendidikan rendah menghipnotis sistem saraf anak yang tidak beraturan dan menghipnotis kemampuan berguru mereka. Kesimpulan itu merupakan buah penelirian Nina Kraus, penulis senior studi dan peneliti di Auditory Neuroscience Laboratory Northwestern University bersama dan tim peneliti sehabis mengkaji 66 cerdik balig cukup akal kelas sembilan hingga 12.
Kraus dan koleganya juga melihat bagaimana pengalaman bermusik mereka. Tapi, mereka lebih memfokuskan efek status sosial ekonomi yang rendah dengan kemampuan biologis remaja, termasuk otaknya.
Peneliti menemukan, anak yang ibunya berpendidikan lebih rendah cenderung belum lulus dari sekolahnya. Anak-anak dengan status sosial ekonomi rendah pun mempunyai bahasa yang kurang kompleks dan bervariasi.
"Sistem saraf mereka juga berbeda, tergantung dari tingkat pendidikan ibu dan rangsangan bunyi yang diberikan pada otak, dalam hal ini rangsangan juga bisa diberikan oleh orang yang mengasuh," kata Kraus, ibarat dilansir laman CNN, Jumat (9/5).
"Anak dari ibu dengan pendidikan lebih rendah mempunyai sistem saraf yang cenderung tak beraturan dan hasil yang lebih jelek pada tes memori dan membaca," imbuhnya.
Peneliti juga memakai elektrolit kulit kepala untuk mengukur acara listrik yang berlangsung di otak anak. Hasilnya diketahui bahwa anak yang kurang menerima stimulasi dari sang ibu atau pengasuhnya mempunyai sistem saraf yang cenderung tidak beraturan.
Kraus menekankan pendidikan ibu yang rendah berkaitan dengan gizi buruk, kurang tersedianya buku di rumah, kurang olahraga, dan kurangnya motivasi bagi anak untuk menuntaskan pekerjaan rumah (PR). Penelitian sebelumnya yang dilakukan Betty Hart dan Todd R Risley mengatakan anak dengan orang bau tanah berpendidikan rendah hanya mempunyai kekayaan kata untuk berkomunikasi sebanyak 13 juta kata.
Sedangkan, anak dengan orang bau tanah berpendidikan lebih tinggi mempunyai kekayaan kata hingga 45 juta di usia tiga tahun. Rendahnya pendidikan orang bau tanah juga bisa memberi bahasa negatif pada anak sehingga perkembangan mereka pun berbeda.
"Kami akan melihat apakah musik akan membantu. Setidaknya dengan musik anak menerima stimulasi linguistik yang sama dalam bentuk pengayaan kata. Sehingga sirkuit dalam sistem saraf untuk kemampuan berbahasa dan bermusik bisa lebih optimal," pungkas Kraus.
Setiap keluarga niscaya menginginkan anaknya tumbuh dengan cerdas, sehat dan shaleh. Tentunya hal ini diperlukan perjuangan. Salah satunya hal yang mesti diperhatikan ialah kualitas pendidikan ataupun pengetahuan para orang tua. Ayah dan ibu harus memahami dengan baik bagaimana cara pengasuhan yang benar dan tepat.
Pendidikan anak tidak hanya cukup di sekolah saja, akan tetapi di rumahpun harus berkesesuaian dengan di sekolah. Ketika di sekolah anak diajarkan salam, maka di rumahpun kebiasaan salam juga harus diterapkan. Ibu yang bijaksana akan selalu menambah ilmu pengetahuannya demi sang buah hati.
Agar proses pengasuhan dan pedidikan kepada anak bisa lebih berkualitas maka hendaknya para ibu ataupun bunda harus meningkatkan kualitas pendidikan yang diterima ibu. Cara yang bisa dipakai yaitu dengan banyak membaca literatur-literatur parenting ataupun dengan menyempatkan diri menuntut ilmu di forum pendidikan.
Ada beberapa alasan yang mengakibatkan ibu harus lebih pandai seperti dilansir dari media www.jpnn.com
UNGKAPAN bahwa ibu yang pandai akan menghasilkan bawah umur yang pandai bisa jadi ada benarnya. Sebab, tingkat pendidikan ibu mempunyai implikasi kuat bagi perkembangan anaknya.
Penelitian di Northwestern University yang menunjukkan, ibu yang mempunyai tingkat pendidikan rendah menghipnotis sistem saraf anak yang tidak beraturan dan menghipnotis kemampuan berguru mereka. Kesimpulan itu merupakan buah penelirian Nina Kraus, penulis senior studi dan peneliti di Auditory Neuroscience Laboratory Northwestern University bersama dan tim peneliti sehabis mengkaji 66 cerdik balig cukup akal kelas sembilan hingga 12.
Kraus dan koleganya juga melihat bagaimana pengalaman bermusik mereka. Tapi, mereka lebih memfokuskan efek status sosial ekonomi yang rendah dengan kemampuan biologis remaja, termasuk otaknya.
Peneliti menemukan, anak yang ibunya berpendidikan lebih rendah cenderung belum lulus dari sekolahnya. Anak-anak dengan status sosial ekonomi rendah pun mempunyai bahasa yang kurang kompleks dan bervariasi.
"Sistem saraf mereka juga berbeda, tergantung dari tingkat pendidikan ibu dan rangsangan bunyi yang diberikan pada otak, dalam hal ini rangsangan juga bisa diberikan oleh orang yang mengasuh," kata Kraus, ibarat dilansir laman CNN, Jumat (9/5).
"Anak dari ibu dengan pendidikan lebih rendah mempunyai sistem saraf yang cenderung tak beraturan dan hasil yang lebih jelek pada tes memori dan membaca," imbuhnya.
Peneliti juga memakai elektrolit kulit kepala untuk mengukur acara listrik yang berlangsung di otak anak. Hasilnya diketahui bahwa anak yang kurang menerima stimulasi dari sang ibu atau pengasuhnya mempunyai sistem saraf yang cenderung tidak beraturan.
Kraus menekankan pendidikan ibu yang rendah berkaitan dengan gizi buruk, kurang tersedianya buku di rumah, kurang olahraga, dan kurangnya motivasi bagi anak untuk menuntaskan pekerjaan rumah (PR). Penelitian sebelumnya yang dilakukan Betty Hart dan Todd R Risley mengatakan anak dengan orang bau tanah berpendidikan rendah hanya mempunyai kekayaan kata untuk berkomunikasi sebanyak 13 juta kata.
Sedangkan, anak dengan orang bau tanah berpendidikan lebih tinggi mempunyai kekayaan kata hingga 45 juta di usia tiga tahun. Rendahnya pendidikan orang bau tanah juga bisa memberi bahasa negatif pada anak sehingga perkembangan mereka pun berbeda.
"Kami akan melihat apakah musik akan membantu. Setidaknya dengan musik anak menerima stimulasi linguistik yang sama dalam bentuk pengayaan kata. Sehingga sirkuit dalam sistem saraf untuk kemampuan berbahasa dan bermusik bisa lebih optimal," pungkas Kraus.
Setiap keluarga niscaya menginginkan anaknya tumbuh dengan cerdas, sehat dan shaleh. Tentunya hal ini diperlukan perjuangan. Salah satunya hal yang mesti diperhatikan ialah kualitas pendidikan ataupun pengetahuan para orang tua. Ayah dan ibu harus memahami dengan baik bagaimana cara pengasuhan yang benar dan tepat.
Pendidikan anak tidak hanya cukup di sekolah saja, akan tetapi di rumahpun harus berkesesuaian dengan di sekolah. Ketika di sekolah anak diajarkan salam, maka di rumahpun kebiasaan salam juga harus diterapkan. Ibu yang bijaksana akan selalu menambah ilmu pengetahuannya demi sang buah hati.