Mendidik Anak Laki-Laki, Begini Caranya!

 Maka dari itu seorang ayah harus dapat menjadi figur bagi anak Mendidik Anak Laki-laki, Begini Caranya!
Ayah merupakan teladan bagi anak laki-laki. Maka dari itu seorang ayah harus dapat menjadi figur bagi anak-anak.  Banyak hal yang dapat ayah lakukan semoga anak pria dapat tumbuh dengan aksara "Sikap Laki-laki".  Karena seorang anak pria tak boleh bersikap menyerupai seorang anak perempuan.

Bagi seorang anak lelaki yang kehilangan figur seorang ayah di dalam keluarga akan cenderung menjiplak dan mengakibatkan ibunya sebagai panutan.  Panutan yang dapat ditiru anak mulai dari cara berpakaian, cara berbicara, cara bersikap bahkan sampai cara berjalan.  Padahal seorang anak pria seharusnya dapat bersikap sesuai aksara kelaki-lakiannya.

Apabila seorang anak pria yang sudah ditinggal ayahnya, ada baiknya anak mencari figur pengganti.  Figur pengganti yang dapat didelegasikan adalah kakek, paman ataupun saudara pria yang lainnya.  Hal ini bertujuan semoga anak mendapat figur seorang pria yang nanti diperlukan anak juga akan dapat bersikap menyerupai pria dan tidak bersikap menyerupai wanita.  Maka beruntunglah jikalau seorang anak pria masih mempunyai seorang bapak yang nantinya akan ia tiru dan contoh.

Oleh alasannya itu sebaiknya dalam pengasuhan belum dewasa dianjurkan untuk saling bekerja sama antara pihak ayah dan pihak ibu.  Kesibukan ayah dalam mencari nafkah bukan berarti meninggalkan begitu saja dalam merawat dan mengasuh anak, terutama mendidik anak laki-laki.  Penyerahan pengasuhan kepada ibu saja, akan dapat berdampak anak mengikuti aksara menyerupai ibu-ibu.

Dalam membentuk aksara pria maka seorang ayah dapat menerapkan hal-hal sebagi berikut

1. Memberikan tumpuan bagaimana perilaku laki-laki

Banyak hal sederhana yang dapat kita contohkan kepada anak, contohnya cara berjabat tangannya anak laki-laki.  Yang mana anak pria harus terlihat mantap, gagah dan tegas serta tidak ragu-ragu.  Selain itu dalam hal berpakaian juga dapat menjadi teladan anak.  Seorang pria tak boleh berdandan/berpakaian menyerupai seorang anak perempuan.

2. Melakukan aktivitas berkarakter laki-laki

Contoh kasatmata yang dapat diterapkan adalah mengajak anak melaksanakan aktivitas yang bersifat maskulin.  Misalnya mengajak anak bermain bola, mengajak anak memancing ikan, mencuci kendaraan beroda empat atau sepeda motor.  

3. Sembahyang bersama anak

Mengajak anak sembahyang ke masjid merupakan salah satu cara membentuk aksara laki-laki.  Berawal dari sembahyang ini maka kita akan banyak mengajarkan anak banyak sekali hal terutama perihal laki-laki.  Misalnya batasan perihal aurat laki-laki, bagaimana cara bersuci/berwudhu yang benar, batasan antara muhrim dan non muhrim dan masih banyak hal lainnya.

Jiwa lelaki anak pria harus mulai dibuat semenjak anak usia dini.  Bangunlah kerjasama yang baik antara ayah dan ibu semoga anak dapat mendapat sosok figur ideal yang dapat ditiru anak-anak.  Karena basis utama dalam membangun manusia-manusia yang berkualitas bermula dari dalam lingkup yang terkecil adalah keluarga.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel