Pelajar Dan Bawah Umur Tanpa Smartphone
Thursday, March 14, 2019
Edit
Pengaruh negatif dari penggunaan smartphone harus kita sadari terutama terhadap kalangan anak-anak. Di wilayah sebagian negara yang berada di daerah Eropa sudah menerapkan pelarangan penggunaan smartphone bagi siswa-siswinya terutama ketika berada di sekolah. Negara Perancis ketika ini sudah menciptakan dan menerapkan undang-undang perihal pelarangan penggunaan gadget, smartphone, tablet sampai smartwatch kepada para murid ketika berada di sekolah. Cakupan penerapan hukum ini berlaku untuk siswa sekolah dasar sampai sekolah setingkat SMU. Bahkan beberapa sekolah sudah melarang secara penuh untuk membawa smartphone di lingkungan sekolah. Untuk siswa SMU, kebijakan pelarangan ini masih bisa dikondisikan dengan keputusan Pemerintah setempat untuk wilayah masing-masing.
Ada beberapa negara eropa lainnya yang juga menerapkan undang-undang serupa untuk para pelajarnya. Negara tersebut antara lain Inggris, Belgia, Spanyol, Swiss, Jerman, Swedia sampai Finlandia. Menurut Pakar psikolog belum dewasa menawarkan instruksi supaya pemakaian smartphone dikalangan pelajar hendaknya diberikan batasan. Hal ini didasari atas maraknya masalah-masalah yang timbul akhir penggunaan smartphone yang berlebihan bagi pelajar. Apabila penggunan handphone memang dirasa dibutuhkan maka hal yang bisa dilonggarkan adalah handphone tidak boleh terkoneksi dengan internet dan handphone tidak mempunyai fitur kamera. Untuk kebutuhan internet maka para pelajar bisa memanfaatkan komputer atau PC, hal ini akan lebih kondusif untuk para pelajar bila dibandingkan dengan memakai smartphone. Hal ini dikemukakan oleh pakar psikolog anak adalah Michael Carr-Gregg.
Dampak faktual dari pelarangan penggunaan smartphone di sekolah adalah sanggup mengurangi saling ejek atau bullyings sesama pelajar, mengurangi gangguan selama proses berguru mengajar dan bisa meningkatkan aktifitas anak terutama ketika anak sedang istirahat di sekolah. Selain itu dengan pembatasan penggunaan smartphone bisa meredam terjadinya tindakan pornografi dan konten kekerasan dikalangan pelajar.
Semakin majunya teknologi memang menawarkan imbas yang sifatnya menyerupai makan buah simalakama. Apabila belum dewasa dihentikan sama sekali memakai smartphone maka bisa jadi belum dewasa bisa ketinggalan jaman terutama teknologi, namun bila penggunaan smartphone ini dilepas secara bebas maka akan menjadikan dampak yang merusak terhadap perkembangan anak-anak. Ini merupakan pilihan yang sulit tentunya.
Oleh alasannya itu para keluarga terutama para orangtua memegang peranan penting terhadap pengendalian penggunaan smartphone untuk belum dewasa sekolah. Jika ingin membatasi penggunaan smartphone untuk belum dewasa maka orangtua juga harus bisa menawarkan contoh. Orangtua harus bisa menawarkan pengetahuan perihal batasan-batasan penggunaan smartphone, mana yang boleh dikases dan mana yg tidak boleh diakses serta durasi penggunaan smartphone tersebut. Orangtua harus bisa menawarkan teladan terlebih dahulu.
Setelah lingkungan keluarga bisa dikondisikan oleh para orangtua tahap selanjutnya adalah pengontrolan belum dewasa ketika berada di lingkungan luar. para orangtua harus bisa berkomunikasi efektif dengan anak-anaknya dan harus memperhatikan secara detil perubahan-perubahan sikap anak-anak. Jika ada perubahan-perubahan yang menyimpang meskipun hanya sepele maka orangtua wajib mencari tahu dan menggali gosip terhadap perkembangan anaknya.
Merebaknya dan meluasnya teknologi gosip tak bisa kita hindari. Meninggalkan sama sekali akan teknologi gosip juga bukan solusi yang sempurna namun memakai teknologi gosip secara berlebihan juga tidak baik. Harus kita pahami dengan baik teknolgi gosip hanyalah sekedar alat yang harus dipakai secara bijak sebagai sarana interaksi sosial dan teknologi gosip tidak patut kita gunakan bila untuk menggantikan kehidupan manusia. Para orangtua harus bisa mengendalikan penggunaan teknologi gosip terutama smartphone supaya anak tumbuh kembang secara faktual tanpa terpapar imbas negatif dari berkembangnya teknologi informasi.