Pr Matematika Yang Menjadi Perbincangan Terbaru Sosial Media
Wednesday, March 27, 2019
Edit
Di dunia maya khususnya Sosial media yaitu Facebook sedang terjadi kehebohan yang luar biasa. Sejumlah komentar sempat masuk dalam akunnya yaitu Muhammad Erfas Maulana. Dalam akun tersebut sempat mengunggah PR matematika adiknya yang diberi nilai 20 oleh gurunya, padahal balasan yang diberikan sesuai dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Yang menjadi perdebatan seru yaitu perbedaan konsep dalam menjawab PR matematika.
Semula adiknya Erfas meminta pertolongan dirinya untuk menjawab PR matematika dari sekolahnya yang ketika itu sedang duduk dibangku kelas 2 sekolah dasar. Salah satu pertanyaannya yaitu 4+4+4+4+4+4=.....=....
untuk mahasiswa seukuran Erfas tentunya hal tersebut sangatlah gampang untuk dikerjakan dan niscaya jadinya benar.
Erfas tentunya mengajari adiknya dengan balasan 4+4+4+4+4+4=4X6=24. Namun apa yang terjadi kemudian, sang guru ternyata menawarkan nilai salah pada PR matematika anak tersebut. Hasil sama akan tetapi proses pengerjaan yang berbeda. Hal inilah yang lalu menciptakan heboh dunia maya. Mana pengerjaan balasan yang benar?
Dari beberapa komentar yang masuk dalam akunnya, ada yang pro dan kontra. Beberapa komentar antara lain
"Benar gurunya. Itu konsep. Maaf, hanya ingin meluruskan saja," balas Ghorizah Tyas.
"Wah benar fas...jadi kasihan adikmu fas, cuma gara-gara hal kecil toh bersama-sama itu sama lho, eh di salahin ik, ijin menyebarkan ya fas," respon Gilang Widya Permana.
Erfas pun merespon, "Bukankah sama saja Ghorizah Tyas? Konsep yang bagaimana? Soalnya saja kayak begini, bukankah harusnya bebas dimana meletakkan angka? Apakah siswa-siswi Indonesia dilarang kreatif mengerjakan suatu masalah? Misal, jikalau kita ingin ke pasar johar, anda mau naik kendaraan beroda empat atau pun motor kan bebas yg penting hingga pasar johar. Terima kasih. Mohon maaf."
Namun ada juga yang berkomentar netral, tidak menilai balasan siapa yang benar. "Kalau menurutku sih sakjane keduanya sama. Hanya saja bagi yg mengambil jurusan matematika lebih paham maksudnya fas dan mereka niscaya hendak menanamkan sesuatu ke siswa. Tapi Kalau pendapatku harusnya kedua balasan mesti dibenarkan toh masih kecil juga belum paham esensi mengapa harus 4x5 bukan 5x4," komentar Roqy Heydar
Dari tragedi di atas berbagai pelajaran yang sanggup diambil hikmahnya, baik itu guru itu sendiri ataupun pihak siswa. Semoga hal ini akan menjadi perhatian Pemerintah dan tidak mengakibatkan tragedi yang berulang. Pasalnya siswa tersebut jangan hingga menjadi kebingungan dalam menerapkan konsep menjawab persoalan. Sang guru juga harus sanggup menjelaskan dengan baik konsep matematika yang benar.
Pelajaran Matematika memang bagi sebagian siswa menjadi momok yang seram bagi anak-anak. Maka dari itu pelajaran Matematika harus dibentuk semenarik mungkin biar anak paham wacana konsep matematika yang benar. Tapi untuk belum dewasa usia dini harus berhati-hati dalam mengajarkan Calistung. Untuk Bahaya calistung anak usia dini sanggup dibaca Bahaya Mengajarkan Calistung untuk Anak usia Dini. Sedangkan pelajaran Matematika biar menarik sanggup dibaca dalam artikel Agar Pelajaran Matematika Menjadi Menarik.
Semula adiknya Erfas meminta pertolongan dirinya untuk menjawab PR matematika dari sekolahnya yang ketika itu sedang duduk dibangku kelas 2 sekolah dasar. Salah satu pertanyaannya yaitu 4+4+4+4+4+4=.....=....
untuk mahasiswa seukuran Erfas tentunya hal tersebut sangatlah gampang untuk dikerjakan dan niscaya jadinya benar.
Erfas tentunya mengajari adiknya dengan balasan 4+4+4+4+4+4=4X6=24. Namun apa yang terjadi kemudian, sang guru ternyata menawarkan nilai salah pada PR matematika anak tersebut. Hasil sama akan tetapi proses pengerjaan yang berbeda. Hal inilah yang lalu menciptakan heboh dunia maya. Mana pengerjaan balasan yang benar?
Dari beberapa komentar yang masuk dalam akunnya, ada yang pro dan kontra. Beberapa komentar antara lain
"Benar gurunya. Itu konsep. Maaf, hanya ingin meluruskan saja," balas Ghorizah Tyas.
"Wah benar fas...jadi kasihan adikmu fas, cuma gara-gara hal kecil toh bersama-sama itu sama lho, eh di salahin ik, ijin menyebarkan ya fas," respon Gilang Widya Permana.
Erfas pun merespon, "Bukankah sama saja Ghorizah Tyas? Konsep yang bagaimana? Soalnya saja kayak begini, bukankah harusnya bebas dimana meletakkan angka? Apakah siswa-siswi Indonesia dilarang kreatif mengerjakan suatu masalah? Misal, jikalau kita ingin ke pasar johar, anda mau naik kendaraan beroda empat atau pun motor kan bebas yg penting hingga pasar johar. Terima kasih. Mohon maaf."
Namun ada juga yang berkomentar netral, tidak menilai balasan siapa yang benar. "Kalau menurutku sih sakjane keduanya sama. Hanya saja bagi yg mengambil jurusan matematika lebih paham maksudnya fas dan mereka niscaya hendak menanamkan sesuatu ke siswa. Tapi Kalau pendapatku harusnya kedua balasan mesti dibenarkan toh masih kecil juga belum paham esensi mengapa harus 4x5 bukan 5x4," komentar Roqy Heydar
Dari tragedi di atas berbagai pelajaran yang sanggup diambil hikmahnya, baik itu guru itu sendiri ataupun pihak siswa. Semoga hal ini akan menjadi perhatian Pemerintah dan tidak mengakibatkan tragedi yang berulang. Pasalnya siswa tersebut jangan hingga menjadi kebingungan dalam menerapkan konsep menjawab persoalan. Sang guru juga harus sanggup menjelaskan dengan baik konsep matematika yang benar.
Pelajaran Matematika memang bagi sebagian siswa menjadi momok yang seram bagi anak-anak. Maka dari itu pelajaran Matematika harus dibentuk semenarik mungkin biar anak paham wacana konsep matematika yang benar. Tapi untuk belum dewasa usia dini harus berhati-hati dalam mengajarkan Calistung. Untuk Bahaya calistung anak usia dini sanggup dibaca Bahaya Mengajarkan Calistung untuk Anak usia Dini. Sedangkan pelajaran Matematika biar menarik sanggup dibaca dalam artikel Agar Pelajaran Matematika Menjadi Menarik.