Sabar Dalam Mendidik Dan Mengasuh Anak
Tuesday, March 26, 2019
Edit
Mendidik anak diharapkan kesabaran. Tanpa hati yang sabar tentunya mengasuh dan mendidik anak akan menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan dan menjengkelkan. Perilaku anak yang acap kali tidak sesuai dengan keinginan kita harus kita hadapi setiap hari. Mulai dari anak yang mengompol sembarangan, sering bertengkar dengan adik ataupun anak tetangga, rewel dan suka merengek, susah diajari, malas dan masih banyak lagi tipikal kelakuan anak pembangkang lainnya yang harus kita sikapi dengan ekstra sabar.
Pekerjaan rumah yang harus diselesaikan ataupun tugas-tugas lainnya yang masih terbengkalai menambah ujian dalam keseharian kita. Ya memang anak merupakan ujian yang harus bisa kita selesaikan dengan baik. Ia tak boleh kita hadapi dan diselesaikan dengan penuh emosi ataupun hardikan. Pikiran yang terkendali dan emosi yang senantiasa stabil harus selalu kita hadirkan biar kiprah dan kewajiban dalam mengasuh anak bisa berhasil dengan baik.
Anak merupakan harta tak ternilai dan sekaligus ujian yang diberikan Allah Swt kepada kita. Kemampuan kita dalam menghadirkan kesabaran dikala mendidiknya akan berbuah bagus dan tentunya akan mendapat pahala yang berlipat dari Allah Swt. Buah bagus ini akan kita rasakan manakala anak sudah beranjak bakir balig cukup akal dan anak melaksanakan segala kebaikan-kebaikan yang telah kita ajarkan kepadanya. Ya, anak berbakti merupakan dambaan kita semua dan itu merupakan hiasan dunia yang akan menyejukkan pandangan mata kita dan harta yang tak ternilai. Jerih payah dan tenaga yang sudah kita keluarkan akan sebanding dengan apa yang akan kita dapatkan yaitu anak yang berbakti kepada orang tua.
Ada beberapa hal yang harus kita hadirkan sabar dikala sedang mendidik anak yaitu antara lain
1. Sabar dalam membentuk pribadi anak
Untuk membentuk pribadi yang baik maka anak harus diajarkan kebaikan-kebaikan mulai dari sikap dan kebiasaan-kebiasaan aktual dalam keseharian hidup. Transfer kebaikan kepada anak tentunya diharapkan usaha alasannya yaitu anak pastinya tidak akan eksklusif bisa mempraktekkannya. Dibutuhkan proses dan keteladanan. Kebaikan yang diajarkan mulai dari tata cara beribadah, moral dan sopan santun serta kebiasaan-kebiasan baik lainnya yang harus diterapkan anak. Hal ini tentunya diharapkan sabar mengingat gempuran demi gempuran keburukan juga senantiasa mengincar terutama dari faktor eksternal.
2. Sabar dalam menjawab rasa ingin tahu anak
Semua orang renta niscaya mencicipi bagaimana belum dewasa kita dikala mulai aktif bertanya perihal segala sesuatu yang belum ia tahu. Bahkan anak akan cenderung lebih kritis dan terkadang menanyakan perihal sesuatu yang sepele namun kita akan mengalami kesusahan dalam menjawabnya. Hal ini bisa terjadi dikarenakan logika anak tentunya belum sama dengan logika orang bakir balig cukup akal yang akan gampang cepat untuk paham. Sehingga dikala anak kita berikan klarifikasi anak juga belum memahaminya dengan baik.
Rasa ingin tahu anak harus bisa kita jawab dan dihentikan kita acuhkan begitu saja ataupun hanya menganggap bahwa pertanyaan tersebut sangat tidak berguna. Hal ini akan bisa menjadi sesuatu yang berbahaya dan angker apabila anak bosan bertanya kepada orang tuanya dan lebih menentukan bertanya kepada orang lain. Bagaimana kalu tanggapan yang diberikan orang lain justru tidak benar dan menyesatkan anak kita?
3. Bersabar dalam mendampingi anak
Banyak hal yag menciptakan kita harus bersahabat dengan anak. Salah satunya yaitu anak juga merupakan makhluk yang juga akan punya permasalahan. Sebagai orang renta kita harus bisa mendengarkan dan menjadi sobat yang baik dikala anak sedang bercerita perihal hidupnya. Meremehkan hal ini akan menciptakan anak lebih menentukan untuk bercerita kepada orang lain. Jika hal ini berkelanjutan maka anak tidak akan mempunyai kepercayaan terhadap orang tuanya. Jadi bersabarlah dalam menghadapi setiap keluhan anak meskipun permasalahan yang kita hadapi juga semakin kompleks dan beruntun.
4. Sabar menahan emosional
Banyak sekali perilaku-perilaku anak yang harus kita hadapi dengan ekstra sabar. Karena terkadang kita tanpa sadar meluapkan emosi dikala anak berbuat salah. Yang harus dilakukan yaitu menenangkan hati dan pikiran gres kemudian menunjukkan nasehat kepada anak, bukan dengan menasehati anak dalam kondisi emosi yang memuncak.
5. Sabar dikala belum berhasil
Bersabarlah dikala hasil yang kita inginkan belum sesuai dengan impian kita. Teruslah berusaha dan mencari ilmu gres biar proses mendidik anak menuju titik tepat sehingga anak bisa menghasilkan sesuatu yang terbaik. Misalnya yaitu dikala anak juga belum bisa membaca. Apakah kita harus memaki dan mengomeli anak? Tentunya ya harus sabar dikala metode yang kita gunakan juga belum kunjung berhasil dan bertanyalah kepada ahlinya sampai anak akan berhasil untuk bisa membaca. Dan masih banyak lagi referensi lainnya yang harus kita hadirkan sabar dalam menanganinya.
Kata sabar terlihat sepele namun dalam aplikasinya perlu usaha yang kuat. Hati yang sabar harus senantiasa kita pupuk biar tidak habis tergerus oleh perilaku-perilaku anak yang belum berkesesuaian dengan keinginan kita. Latihan yang berkesinambungan, doa yang tak pernah putus, menghadiri majelis keilmuan, berteman dengan orang baik merupakan cara yang ampuh untuk memupuk jiwa sabar biar tetap ada dalam diri kita. Semoga kesabaran kita dalam mendidik dan mengasuh anak menjadi lahan ibadah dan menjadi amal kebaikan yang takkan pernah terputus. Amin