Salahkah Menitipkan Anak Kepada Orangtua?

Saat ini para ibu bekerja di luar rumah bukanlah hal yang absurd Salahkah Menitipkan Anak Kepada Orangtua?

Saat ini para ibu bekerja di luar rumah bukanlah hal yang aneh.  Banyak para perempuan yang mengejar karir demi alasan ekonomi untuk membantu keuangan keluarga.  Sehingga hal ini tak sedikit para ibu yang hasilnya harus menitipkan anak-anaknya kepada orang tuanya. Entah sebab sibuk atau tidak mampu merawat bawah umur sebab acara pekerjaan yang menguras waktu dan tenaga, meskipun dari mereka yang memperlihatkan sesuatu kepada orangtua sebagai bentuk imbalan atau gaji.

Mendidik anak dan merawat anak ialah tanggung jawab sepenuhnya para bapak dan ibu sebagai orangtua kandung.  Bapak dan ibu diberi karunia anak memang sebab dianggap mampu untuk merawat dan mendidiknya selama para bapak dan ibu berkeyakinan bahwa semua rezeki diatur oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Mendidik dan mengasuh anak mempunyai pahala yang sangat besar sekali.  Karena anak merupakan aset yang sangat berharga yang mana doanya akan selalu ditunggu saat para orangtua sudah tiada. Investasi yang sangat berharga ini seharusnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para orang renta kandung.

Akan tetapi tidak sedikit para ibu atau para orang renta yang malah memperlihatkan beban mengasuh dan merawat anak kepada ibu sendiri atau ibu mertua.  Dengan alasan sibuk dan bekerja di luar hasilnya anak dititipkan dan meninggalkan kewajiban utama merawat dan mendidik anak.

Seharusnya hal ibarat ini menjadi materi renungan  para orang renta khususnya para ibu. Apakah menitipkan anak merupakan hal yang masuk akal atau malah menjadi hal yang sesungguhnya malah menyita tenaga para orangtua yang kita titipi untuk merawat anak.

Beberapa hal yang harus menjadi materi renungan dan penilaian bagi orang renta yang suka menitipkan anaknya terutama kepada ibu sendiri atau ibu mertua

1. Bertanyalah kepada diri sendiri, apakah perbuatan kita meringankan beban orang renta  atau malah sebaliknya?
2. Sudah luruskah niat kita sebab semata-mata untuk membahagiakan keluarga atau hanya untuk mengejar karir dunia semata
3. Apakah orangtua lebih baik dalam mengasuh anak terutama dalam hal perkembangan jaman?
4. Masih kuatkah orangtua kita yang sudah lanjut usia untuk mendidik bawah umur kita? Sedangkan keaktifan anak kadang menciptakan kita lelah?
5. Meskipun kita memperlihatkan imbalan berupa uang, sudah layakkah kita melaksanakan hal tersebut? Karena orangtua dapat saja tersinggung, imbalan yang kita berikan merupakan honor sebab mendidik anak bukan sebab sebagai wujud bakti anak kepada orangtua.
6. Tanyakan apakah orangtua merasa terhibur dengan kehadiran cucu atau malah sebaliknya
7. Perhatikan dengan seksama apakah bawah umur yang kita titipkan cenderung bandel dan menyusahkan? 
8. Betulkah hal tersebut dibenarkan oleh syariat agama?

Apabila dalam diri kita menitipkan anak sebab mengejar kepentingan dunia dan malah menciptakan orangtua yang kita titipi anak merasa terganggu dan terbebani, sesungguhnya kita telah berbuat aniaya dan dzalim kepada mereka.  Jika mereka merasa terbebani maka kita telah melaksanakan perbuatan dosa.
Adalah Dosa dan aniaya menitipkan anak kepada orangtua dengan alasan mengejar karier dunia
Setidaknya kita telah melaksanakan 2 hal perbuatan salah dan termasuk kategori dosa yaitu meninggakan kewajiban untuk mengasuh dan mendidik anak serta kita telah melaksanakan perbuatan aniaya dan dzalim kepada orangtua.  Alangkah terpujinya apabila kita dapat meringankan beban orangtua dan membahagiakan mereka dimasa-masa tuanya.

Sebagai Bahan Catatan untuk para ibu dan ayah sebagai orangtua

Para Orang renta mempunyai 3 tugas utama yaitu
1. Merawat fisik anak biar tumbuh kembang dengan sehat, 
2. Proses sosialisasi anak biar berguru beradaptasi dengan lingkungannya, 
3. Serta kesejahteraan psikologis dan emosional anak.

Kewajiban dari orang tua yang harus dipenuhi yaitu hak anak untuk hidup, nama yang baik, disembelihkan aqiqahnya, ASI 2 tahun, makan/minum/pakaian, pendidikan agama, pendidikan sholat, kawasan tidur terpisah antara laki-laki dan wanita, pendidikan adab, pengajaran Al-quran/baca tulis, perawatan dan pendidikan kesehatan/kebersihan, pengajaran keterampilan, kasih sayang, keamanan, dan perlindungan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel