Tips Mengajari Anak Membaca Di Usia Dini

 namun pada prakteknya hal ini akan membutuhkan kesabaran dan kreatifitas Tips Mengajari Anak Membaca Di Usia Dini

Mengajari anak membaca sekilas terlihat mudah, namun pada prakteknya hal ini akan membutuhkan kesabaran dan kreatifitas.  Hal ini disebabkan sifat bawah umur terutama anak balita yang masih dalam taraf berguru dan tentunya akan jauh berbeda dengan orang dewasa.  Sifat bawah umur yang lebih bahagia bermain akan menjadi tantangan tersendiri dalam mengajari anak cepat membaca.

Membaca untuk anak usia dini memang menjadi polemik tersendiri sampai sekarang.  Pro dan kontra wali murid dalam pengajaran anak membaca untuk usia dini khususnya PAUD dan Taman Kanak-kanak masih menjadi bahasan serius.  Walaupun bahu-membahu hukum perihal Membaca, Menulis dan Berhitung untuk anak usia dini sudah ada hukum yang jelas.  Namun pada prakteknya orang renta tetap saja menuntut supaya bawah umur balitanya diajari calistung. Dan selain itu di sisi yang lain masih saja ada sekolah-sekolah SD yang mengadakan tes calistung sebagai syarat untuk masuk sekolah.

Larut dalam permasalahan ini tentunya tidak akan menciptakan anak cepat dan berakal membaca.  Yang harus dilakukan yaitu tindakan bagaimana caranya supaya anak dapat membaca dan mempunyai minat baca yang tinggi.  Untuk bawah umur usia dini hal yang paling penting ditekankan yaitu bagaimana cara yang efektif supaya anak mempunyai minat baca dan tidak hanya sekedar anak dapat membaca.

Prinsip utama yang harus dipahami sebelum mengajari anak membaca yaitu dihentikan ada pemaksaan.  Anak-anak tidak diperkenankan mendapat tekanan ataupun beban bahwa anak harus sudah dapat baca.  Sehingga alhasil banyak bawah umur usia dini yang diikutkan dalam les baca metode konvensional.  Seharusnya metode yang paling baik yaitu ya harus diadaptasi dengan kondisi dan dunia bawah umur yaitu bermain sambil belajar.


Ada beberapa hal penting yang mesti diperhatikan sebelum mengajarkan anak membaca

1. Perlu diingat bahwa bawah umur bukanlah orang dewasa, jadi ia dihentikan mendapat tekanan dan beban.  Pengajaran membaca harus diadaptasi dengan dunia bawah umur yaitu bermain, bukan dengan hal serius menyerupai pengajaran anak SD

2. Dalam mengajari membaca gunakanlah metode yang disukai anak.  Biasanya yang disukai bawah umur yaitu tak jauh dari dunia bermain.

3. Dalam proses berguru membaca sebaiknya dikondisikan dalam ruangan yang hening dan tidak ada bunyi berisik contohnya yaitu bunyi TV ataupun radio

4. Buatlah daftar tabel perkembangan anak mengenai proses pembelajaran membaca.  Hal ini untuk mengetahui perkembangan dan sebagai materi penilaian berguru membaca.  Tapi kebanyakan para orang renta melihat perkembangan anak ini disamakan dengan orang dewasa, padahal seharusnya tidak menyerupai itu.  Yang paling penting yaitu bahwa anak ada perkembangan dan perubahan.

5. Berhentilah berguru membaca bilamana anak merasa bosan.  Kondisikan dengan suasana anak dan dihentikan ada pemaksaan.  Anak sudah mempunyai minat baca itu sudah prestasi yang elok meskipun bunyi bacanya belum sempurna.

6. Cari dan gunakan media berguru membaca yang mempunyai metode bermain dan bukan dengan memakai metode berguru baca menyerupai anak SD.  Metode konvensional akan mempunyai imbas negatif untuk perkembangan anak dikemudian hari meskipun anak dapat membaca di usia dini.


Mengajari anak membaca untuk bawah umur usia dini harus memakai metode yang tepat.  Tidak dianjurkan memakai cara-cara trial dengan tujuan utama anak dapat membaca cepat dan lancar.  Perhatikan setiap perkembangan anak.  Walaupun cuma sedikit peningkatannya tapi hal tersebut merupakan prestasi yang perlu dihargai.  Mari isi hari-hari anak dengan hal-hal yang menyenangkan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel