Mengenal Gangguan Berguru Pada Anak-Anak
Tuesday, March 26, 2019
Edit
Gangguan berguru pada anak bukanlah penyakit, namun ia bisa dialami oleh putra-putri kita. 5 sampai 10 persen bawah umur di dunia mengalami hal yang serupa yaitu mengalami gangguan belajar. Gangguan berguru sanggup menjadikan anak susah untuk menguasai pelajaran dan menguasai suatu keterampilan ataupun anak mengalami kesulitan untuk menuntaskan tugas-tugas sekolah. Oleh lantaran itu para orang bau tanah harus memahami dan mengetahui beberapa macam dan jenis gangguan belajar.
5 Macam dan jenis gangguan belajar
1. Disleksia
Disleksia membaca dan menulis merupakan gangguan berguru yang paling sering terjadi. Ketika anak mengalami kesulitan membaca maka anak juga akan rentan mengalami kesulitan dalam menulis. Lebih lanjut ihwal disleksia bisa baca Disleksia membaca
2. Disgrafia
Disgrafia merupakan gangguan berguru dimana anak mengalami kesulitan dalam mengekspresikan bentuk tulisan. Disgrafia menjadikan anak susah untuk menulis yang bisa saja disebabkan lantaran anak mengalami gangguan motorik halusnya.
3. Diskalkulia
Diskalkulia merupakan gangguan berguru dimana anak mengalami kesulitan saat sedang berguru ihwal konsep-konsep hitungan atau matematika. Konsep matematika terdiri dari hal yang fundamental contohnya ialah konsep penjumlahan, pengurangan, waktu, sistim nomor dan menghapal rumus-rumus ataupun angka.
4. ADHD dan gangguan konsentrasi
ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder pada awalnya termasuk dalam kategori gangguan berguru pada anak. Namun akhir-akhir ini anggapan tersebut sudah mulai ditinggalkan. Hal ini dikarenakan ternyata anak ADHD juga masih berguru layaknya anak normal meskipun anak ADHD akan mengalami kesulitan untuk membisu damai di dalam kelas, akan tetapi ia tetap bisa untuk mengikuti pelajaran jikalau mendapat penanganan yang tepat.
5. Gangguan Bahasa
Anak yang mengalami gangguan bahasa biasanya mengalami keterlambatan bicara semenjak kecil. Oleh lantaran itu orang bau tanah harus mengetahui standar normal anak sudah mulai berbicara. Karena tiap tahap usia anak harus seimbang dengan kemampuan berbicaranya. Jika anak mengalami keterlamabatan berbicara di usia balitanya, bisa jadi anak akan mengalami gangguan bahasa saat anak sudah dewasa.
Para orang bau tanah harus bersikap kritis terhadap perkembangan anak-anaknya. Kita patut menaruh curiga manakala prestasi akademik anak mengalami penurunan, padahal sebelumnya bawah umur mempunyai prestasi yang anggun di masa kecilnya bahkan melampaui bawah umur normal lainnya. Jika ditemukan penurunan prestasi akademik bisa jadi anak mempunyai gangguan belajar. Entah itu Disleksia, disgrafia, diskalkulia ataupun gangguan bahasa.
Untuk gejala-gejala awal yang bisa dilakukan orang bau tanah yaitu mengamati sikap anak. Anak-anak yang mempunyai gangguan berguru akan mengalami bentuk ekspresi contohnya ialah anak bosan sekolah, mempunyai rasa takut ke sekolah, lebih usang mengerjakan soal atau tugas. Jika hal tersebut dibiarkan maka anak akan mengalami prestasi berguru yang menurun, cenderung lebih banyak mangkir di sekolah, sering mendapat eksekusi baik mulai dari yang ringan sampai berat, berperilaku bernafsu sampai bertindak bullying kepada teman-temannya. Apabila gangguan berguru ini tidak teratasi dengan baik bisa jadi anak tidak akan naik sekolah dan kemungkinan terburuk ialah drop out dari sekolah.
Apabila para orang bau tanah sudah mengetahui dan menemukan gejala-gejala gangguan berguru pada anak-anaknya, apalagi dikeluhkan oleh guru maka orang bau tanah harus segera bertindak aktif. Langkah yang paling sempurna yaitu berkonsultasi kepada ahlinya. Beberapa sekolah sudah ada yang menyediakan psikolog, jikalau hal ini sudah ada maka bisa dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan berguru pada anak. Hal ini harus cepat dilakukan semoga anak tidak sempat mendapat label "bodoh, pemalas, anak nakal" dan label-label negatif lainnya. Orang bau tanah harus bisa mengembalikan rasa kepercayaan diri anak sehingga prestasi berguru anak kembali membaik.
Beberapa anak-anak yang mengalami gangguan berguru pada masa kecilnya masih bisa menawarkan prestasi akademik ataupun prestasi profesional di usia dewasanya. Namun jikalau gangguan berguru dimasa kecilnya tidak bisa terselesaikan dengan baik, bisa jadi diusia remaja akan mengalami gangguan dan dilema dalam hubungan pekerjaaan ataupun dilema dalam lingkungan bermasyarakat. Kerjasama yang baik antara orang tua, sekolah, anak serta lingkungan sangat memilih dalam keberhasilan mengatasi gangguan belajar.