Mengenal Disleksia Membaca Pada Anak-Anak
Tuesday, March 26, 2019
Edit
Kesulitan membaca bisa saja terjadi pada anak-anak. Oleh lantaran itu ketika anak mengalami kesulitan membaca harus dicari permasalahannya dan diberikan solusi. Hal ini penting lantaran Disleksia atau kesulitan membaca bisa mengganggu perkembangan anak-anak. Anak-anak yang mengalami kesulitan berguru dihentikan dianggap sepele, lantaran bisa jadi ia terkena Disleksia membaca.
Pengertian Disleksia
Kata "Disleksia" berasal dari dua susunan kata yaitu "DYS" dan LEXIA". DYS sendiri bermakna susah sedangkan LEXIA mempunyai arti tulisan. Pengertian Disleksia yaitu kesulitan dan ketidakmampuan bawah umur dalam membaca dan menulis yang biasanya terjadi pada bawah umur usia 7 sampai 8 tahun.
Disleksia bukanlah penyakit, namun ia merupakan gangguan dalam proses pembelajaran ibarat membaca, menulis, mengeja dan kemampuan mengira. Hal ini bisa terjadi meskipun bawah umur mempunyai kemampuan daya pikir yang standar atau normal. Disleksia ini ada bukan semata-mata dikarenakan anak mempunyai keterbatasan fisik, namun lebih mengarah kepada kemampuan otak dalam mengolah dan memproses.
Disleksia bisa kita ketahui dari kesulitan bawah umur ataupun orang sampaumur dalam membaca, yang mana seharusnya ia mempunyai kemampuan membaca secara fasih dan tepat. Setidaknya disleksia menimpa pada bawah umur usia sekolah sekitar 5 sampai 12 persen. Dan angka ini paling riskan terjadi pada anak laki-laki.
Penyebab disleksia pada anak-anak
Disleksia lebih banyak disebabkan lantaran permasalahan otak dalam mengolah dan memproses. Berikut yaitu beberapa faktor disleksia
1. Keturunan
Keluarga yang mempunyai keturunan kidal akan mempunyai peluang besar mengalami disleksia. Meskipun hal ini tidak 100% mutlak, namun menurut penelitian John Bradford ( Amerika Serikat, 1999) menyebutkan bahwa 80% keluarga yang mengalami gangguan belajar, 60 persennya yaitu mempunyai riwayat kidal.
2. Memiliki problem telinga sejak kecil
Jika anak mempunyai permasalahan telinga semenjak kecil namun hal tersebut tidak terdeteksi oleh orang tuanya, maka otak anak yang sedang berkembang akan mengalami kesulitan dalam menghubungkan suara yang di dengar dengan abjad yang dilihat oleh mata. Oleh lantaran itu waspadalah kalau anak lebih sering mengalami flu ataupun radang/infeksi tenggorokan di usia lima tahun pertamanya. Karena hal ini bisa jadi akan mengganggu telinga anak.
3. Faktor adonan keturunan dan gangguan pendengaran
Apabila permasalahan disleksia disebabkan lantaran faktor kombinasi di atas maka hal ini akan lebih serius lagi. Diperlukan penanganan yang sempurna dan menyeluruh. Jika disleksia disebabkan 2 hal tersebut dan tidak dilakukan penanganan maka disleksia bisa berlanjut sampai dewasa.
Ciri-ciri anak yang mempunyai disleksia
1. Anak tidak bisa mengucapkan irama secara sempurna dan proporsional
2. Anak mempunyai kesulitan dalam mengurutkan abjad dalam kata. Contohnya yaitu KAMU, urutan hurufnya yaitu K-A-M-U
3. Anak kesulitan dalam menyuarakan fonem atau satuan suara untuk dipadukan menjadi sebuah kata
3. Anak sulit untuk mengeja kata
4. Anak kesulitan dalam membedakan suku kata yang ibarat dan suara suku kata yang mirip. Misalnya yaitu U dengan N, M dengan N, d dengan b
5. Anak benar dalam membaca kata pada halaman satu namun anak akan keliru di halaman lainnya.
6. Susah memahami rentetan kata yang dibacanya
7. Benar yang dibaca anak, namun anak tidak paham akan hal yang dibacanya
8. Sering mengalami kekeliruan dalam meletakkan tanda koma, titik koma, titik, tanda tanya dan tanda baca lainnya
9. Anak megalami kesulitan dan lebih sering terbolak-balik dalam pengucapan "Hal" dengan "LAH" ataupun kesulitan dalam meletakkan abjad kapital.
10. Ketika menulis, cenderung tulisannya tidak stabil, kadang tulisannya naik dan kadang tulisannya turun
11. Anak gundah dalam memakai tangannya untuk menulis dan anak lebih sering keliru terhadap kata-kata yang pendek. Misalnya yaitu ke, dari dan, jadi.
Anak-anak bisa dideteksi disleksia pada dikala anak usia kelas SD, antara usia 7 sampai 8 tahun. Untuk anak usia di bawah lima tahun belum bisa di deteksi secara akurat dikarenakan usia 5 tahun belum disarankan untuk membaca dan menulis sebagaimana anak SD.
Disleksia pada anak harus diberi penanganan secara serius. Jangan abaikan hal ini lantaran nantinya anak akan mengalami kesulitan berguru di tingkatan selanjutnya. Bisa jadi prestasi anak kurang manis di sekolah dikarenakan anak mempunyai disleksia semenjak kecil, namun orang tuanya tidak mengetahui. Sedangkan orang renta terus menerus menuntut anak, sehingga alhasil anak akan stress dan mogok sekolah.